Di tengah terjadinya berbagai macam peristiwa sekarang ini , bergembira adalah jalan menuju ketenteraman .
Apakah ini beerti seolah-olah masa bodoh terhadap kesedihan yang terjadi ?
Apakah pernyataan ini beerti membiarkan para musuh menerkam dan berkeliling sesuka mereka, dan membiarkan orang-orang yang lemah hidup penuh dengan kesedihan ?
Sekali-kali tidak. . .
Harapan akan kegembiraan bagi seorang muslim berdasarkan pada pondasi-pondasi yang kukuh, sebagaimana yang diajarkan oleh agama kita yang hanif (lurus; Islam). Kegembiraan pasti akan terwujud sesuai dengan iman dan keyakinan kita pada Tuhan, serta maksud dan niat yang ikhlas. Itulah hakikat gembira dengan kebaikan, pertolongan, kemenangan, keluar dari lembah keputus-asaan, kekalahan jiwa dan putus harapan.
Bergembira dengan akhlak yang baik, pergaulan yang baik dan perkataan yang baik pula, senyum (itu sedekah) , sabar dalam menghadapi hidup dan berbagai macam kesulitan yang dihadapi oleh umat Islam dewasa ini.
"Beri khabar gembira, dan jangan buat gelisah" merupakan 'risalah' yang sangat penting, pada masa di mana kegelapan putus asa hampir menutup seluruh kekalahan kaum muslimin.
Kita boleh menangis melihat rumah yang dihancurkan de hadapan penghuninya di Palestin, atau kerana melihat tentera penjajah meletakkan kedua-dua kakinya di atas bahu prang tua bangka di Baghdad. Atau , melihat anak-anak yang tercicir di Afghanistan. Atau melihat ibu-ibu yang kehilangan anak-anaknya di Kashmir dan Cechnya, atau bangunan-bangunan kukuh diruntuhkan di negara-negara Afrika.
Kita boleh saja menangis ke atas semua itu, seraya mengulang-ulangi firman Allah SWT...
" DAn sungguh Allah pasti akan menolong sesiapa yang menolong (agama)-Nya. "
[Al-Haj (22) :40]
Dan mengulang-ulangi.
" Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi. "
[Al-fajr (89) : 14]
" Dan tidaklah pertolongan itu melainkan dari Allah SWT. "
[Ali 'Imran (3) :126]
" Bersabarlah, dan tiadalah kesabaranmu itu melainkandengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. "
[An-Nahl (16) :127]
Dengan mengulangi ayat-ayat tersebut (di atas), kita akan menemui diri ini benar-benar lapang dada, hati menjadi tenang, jiwa yang terbuka menghadap kepada Tuhan, memperbaiki diri ini sendiri - terlebih dahulu, kemudian keluarga, masyarakat. Di sini barulah kita mampu mewujudkan makna " Berilah khabar gembira, dan jangan buat gelisah. "
Ingatlah, wahai saudara bahawa kenderaan hidup akan selalu berjalan, matahari sentiasa tertawa kepada kita semua , setiap cahaya bulan dan bintang-bintang tidak nampak kecuali bila ditutup awan. Kita juga mengulang-ulang dan melantunkan, " Akan terlahir suatu kelembutan dari kesulitan yang paling keras sekalipun. "
No comments:
Post a Comment